18

Oktober

Pernah Terbuat dari Kayu, Begini Perjalanan Sejarah Mouse Komputer

JETE Indonesia – Sejarah mouse komputer cukup menarik untuk disimak. Siapa sangka dibalik benda kecil yang sering kita gunakan setiap hari ini menyimpan kisah unik. Mulai dari bahan pembuatannya di masa awal dulu, penggerak mouse untuk mengarahkan kursor, dan lainnya. Penasaran seperti apa sejarah ‘tetikus’ ini? Berikut ulasannya JETE Lovers.

Awal Sejarah  Mouse Komputer

sejarah mouse komputer (1)

Awal sejarah mouse komputer tercipta dari tangan dingin teknisi komputer Douglas Engelbart. Tahun 1967, dirinya mengajukan hak paten mengenai cara kerja periferal komputer untuk menunjukkan gerakan melalui sumbu vertikal dan horizontal pada komputer. Hak paten itu tidak disebut dengan istilah ‘mouse’. Kemudian paten tersebut disetujui tahun 1970.

Di sebuah dokumen paten itu disebutkan periferal generasi pertama itu memiliki dua roda besi untuk menggerakkan ke atas maupun bawah yang bisa menerima input dari gesekan yang kemudian ditransmisikan pada layar. Bentuknya pun bisa dibilang tidak ergonomis yakni kotak yang cukup besar berbahan kayu.

Mengapa Disebut dengan Mouse?

mouse wireless

Tak ada yang tahu secara pasti dalam sejarah mouse komputer mengapa benda satu ini disebut dengan ‘mouse’. Bahkan, sang penemu yakni Engelbart pun tidak menamai penemuannya tersebut dengan ‘mouse. Hal itu bisa jadi karena pada awalnya dulu, orang melihat perangkat periferal tersebut belum memiliki nama dan terdapat kabel yang sekilas mirip dengan tikus. Maka disebutlah dengan istilah mouse hingga sekarang. Demikian tulis ComputerHistory sebagaimana dikutip oleh Kompas Tekno.

Menariknya, pada masa awal penciptaannya dulu letak kabel mouse tidaklah seperti sekarang. Melainkan berada bagian periferal atau ada di bawah pergelangan tangan pengguna. Berbeda dengan sekarang yakni kabel berada di bagian depan agar penggunaannya semakin mudah.

Baca juga: Perhatikan 7 Fitur Ini Saat Membeli Mouse Gaming Terbaik

Evolusi Sejarah Mouse Komputer Sampai Kini

sejarah mouse komputer

Mengenai bentuk dan fiturnya, sejarah mouse komputer mengalami perkembangan yang cukup lama seiring berjalannya waktu. Pada masa-masa awal mouse komputer mulai diproduksi untuk pasar, tepatnya tahun 1968 oleh perusahaan Stanford Research Institute (SRI) bentuknya memiliki tiga buah tombol seperti pada gambar di atas. Bahan dasarnya terbuat dari plastik dan bukan menggunakan kayu seperti penemuan awalnya. Sementara untuk penggeraknya mengandalkan roda besi dua buah untuk menggerakkan kursor.

Di tahun yang sama, perusahaan Telefunken dari Jerman juga mengenmbangkan mouse. Kali ini komponen penggeraknya menggunakan trackball, di pasaran pun mouse ini dijuluki engan ‘Rollkugel’. Setelah dinilai cukup nyaman dari segi penggunaan, trackball banyak diadopsi pada mouse hingga tahun 2000-an.

Saat teknologi semakin maju, mouse dengan trackball pun ditinggalkan dan beralih menggunakan sensor optik. Khususnya dalam menerima input dari gesekan dan mouse berjalan lebih smooth. Bahkan, kini mouse juga ada yang tidak menggunakan kabel atau wireless yang terhubung dengan konektor USB dan jaringan Bluetooth.

Baca juga: 5 Tips Memilih Mouse Wireless yang Nyaman Digunakan

Memilih Mouse Komputer Terbaik

05. mouse gaming

Setidaknya itulah ulasan singkat mengenai sejarah mouse komputer dari dulu sampai sekarang. Bisa dibayangkan, apa jadinya bila alat satu ini tidak ditemukan dan dikembangkan. Tentu kita akan sedikit kesulitan untuk menggunakan perangkat komputer dalam aktivitas sehari-hari.

Bahkan, kini pun mouse terdapat berbagai ragam jenisnya. Mulai dari mouse komputer reguler maupun mouse gaming yang dibuat khusus untuk bermain game. Apapun pilihannya, sebaiknya sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Hal yang tak kalah penting lainnya adalah pilihlah mouse dengan tingkat sensor dan sensitivitas tinggi. Salah satunya adalah dengan mouse komputer maupun mouse gaming dari JETE Indonesia.

Artikel terkait:

Oktober 16, 2024

Agustus 9, 2024

Agustus 8, 2024

Agustus 7, 2024

Mei 11, 2024

Januari 22, 2024

About the author, Irfantoni Listiyawan