JETE Indonesia – Kalau kamu lagi berencana pasang sistem keamanan CCTV di rumah atau tempat usaha, pasti sering banget ketemu dua istilah yang mirip tapi sebenarnya beda banget yakni DVR dan NVR. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai “otak” atau alat perekam dari sistem CCTV, tapi cara kerja dan teknologi yang digunakan itu sangat berbeda. Memahami perbedaan DVR dan NVR adalah kunci utama biar kamu bisa membangun sistem keamanan yang paling pas sesuai kebutuhan.
Banyak yang masih bingung, apa beda DVR dan NVR? Mana yang lebih canggih? Kenapa harganya beda? Kesalahan dalam memilih perangkat perekam ini bisa berakibat pada kualitas gambar yang tidak maksimal atau bahkan kesulitan saat mau upgrade sistem di kemudian hari. Nah, biar nggak salah langkah, yuk kita kupas tuntas beda DVR dan NVR secara mendalam!
Perbedaan Mendasar antara DVR dan NVR

Meskipun sama-sama bertugas merekam video, proses, jenis kamera, dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh DVR dan NVR sangatlah berbeda. Berikut adalah 5 perbedaan paling fundamental yang perlu kamu ketahui.
"JETE Back to Fit, Back in Track" - Diskon up to 58% dan Cashback 2x Poin Belanja serta Free Ongkir up to 30rb [Klik Di sini]
1. Jenis Kamera yang Didukung
DVR (Digital Video Recorder) dirancang untuk bekerja dengan kamera CCTV analog. Kamera analog menangkap gambar mentah dan mengirimkan sinyal video analog melalui kabel koaksial ke DVR. Proses pengolahan video, seperti kompresi dan konversi ke format digital, sepenuhnya terjadi di dalam mesin DVR.
Sementara itu, NVR (Network Video Recorder) bekerja dengan kamera IP (Internet Protocol). Berbeda dari kamera analog, IP camera adalah perangkat “pintar” yang sudah memproses dan mengompres video menjadi data digital di dalam kamera itu sendiri. NVR hanya bertugas untuk menerima dan menyimpan aliran data digital tersebut melalui jaringan.
2. Proses Pengolahan Video
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, cara kedua perangkat ini mengolah data video sangatlah berbeda. Pada sistem DVR, kamera analog hanya berfungsi sebagai penangkap gambar. Seluruh “kerja keras” pemrosesan video, mulai dari mengubah sinyal analog ke digital hingga mengompresnya agar hemat ruang penyimpanan, dilakukan oleh chip prosesor yang ada di dalam DVR.
Pada sistem NVR, “otak” pemrosesan justru ada di setiap unit IP camera. Kamera ini merekam gambar, memprosesnya menjadi video digital, lalu mengirimkannya melalui jaringan. Mesin NVR hanya berperan sebagai pusat penerima dan penyimpanan data yang sudah jadi. Hal ini membuat kerja NVR lebih ringan dan sistemnya lebih fleksibel.
Baca Juga: 7 Tanda CCTV Tidak Merekam & Cara Mudah Mengatasinya
3. Jenis Kabel yang Digunakan
Perbedaan jenis kamera dan cara kerja ini juga berdampak pada jenis kabel yang digunakan untuk instalasi. Sistem DVR menggunakan kabel koaksial (coaxial cable), jenis kabel yang sama seperti yang digunakan untuk antena TV zaman dulu. Setiap kamera harus ditarik satu kabel koaksial langsung ke port BNC yang ada di belakang DVR. Selain itu, setiap kamera juga butuh kabel daya terpisah.
Sistem NVR menggunakan kabel jaringan atau Ethernet (kabel LAN), sama seperti kabel yang kamu gunakan untuk menghubungkan komputer ke router. Keunggulan utamanya adalah dukungan terhadap teknologi Power over Ethernet (PoE), yang memungkinkan satu kabel LAN untuk menyalurkan sinyal video sekaligus daya listrik ke IP camera. Ini membuat instalasi jadi jauh lebih simpel, rapi, dan hemat biaya kabel.
4. Kualitas Gambar dan Resolusi
Secara umum, sistem NVR dengan IP camera menawarkan kualitas gambar dan resolusi yang jauh lebih superior dibandingkan sistem DVR. Karena sinyalnya sudah digital dari awal hingga akhir, IP camera mampu merekam dengan resolusi yang sangat tinggi, mulai dari 2 Megapixel (1080p) hingga 4K atau bahkan lebih. Hasilnya adalah gambar yang sangat jernih, tajam, dan detail.
Sementara itu, meskipun teknologi CCTV analog sudah berkembang, resolusi yang bisa ditanganinya tetap memiliki batasan. Kualitas gambar dari sistem DVR cenderung lebih rendah dan kurang detail. Selain itu, sinyal analog juga lebih rentan terhadap degradasi kualitas atau gangguan (noise) jika ditarik melalui kabel koaksial yang terlalu panjang.
5. Fleksibilitas dan Skalabilitas Sistem
Dalam hal fleksibilitas penempatan dan kemudahan upgrade, sistem NVR lagi-lagi lebih unggul. Karena berbasis jaringan, IP camera tidak harus terhubung langsung ke NVR. Selama kamera dan NVR berada dalam satu jaringan LAN yang sama, mereka bisa saling terhubung. Ini membuat penempatan kamera jadi jauh lebih fleksibel.
Sistem DVR lebih kaku karena setiap kamera harus terhubung secara fisik ke DVR melalui kabel. Selain itu, skalabilitasnya terbatas pada jumlah port yang tersedia di DVR (misalnya 4, 8, atau 16 channel). Jika kamu mau menambah kamera melebihi kapasitas DVR, kamu harus membeli DVR baru. Sementara pada sistem NVR, kamu bisa lebih mudah menambah kamera selama jaringanmu masih mampu menampungnya.
Baca Juga: 7 Fungsi CCTV di Rumah yang Wajib Kamu Tahu!
Penutup

Setelah mengetahui perbedaan DVR dan NVR, sekarang kamu pasti sudah punya gambaran yang lebih jelas, kan? Singkatnya, sistem DVR adalah pilihan yang lebih ekonomis dan cocok untuk kebutuhan pengawasan dasar. Namun, jika kamu memprioritaskan kualitas gambar yang superior, fleksibilitas instalasi, dan kemudahan untuk upgrade di masa depan, maka sistem NVR dengan IP camera adalah investasi yang jauh lebih baik.
Memilih sistem keamanan yang tepat adalah langkah penting untuk melindungi aset berhargamu. Baik untuk kebutuhan rumah, kantor, atau tempat usaha, kualitas rekaman adalah segalanya. Jika Anda sedang mencari solusi keamanan modern yang andal, Doran menyediakan berbagai pilihan CCTV berkualitas. Anda bisa melihat berbagai produknya di sini untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan lupa juga untuk menghubungi kami via WhatsApp jika ada pertanyaan ya, JETE Lovers!